Kamis, 21 Oktober 2010

Jangan Takut Mandi Matahari

Kompas.com - Banyak wanita yang takut terkena sinar matahari karena alasan kecantikan dan juga kanker kulit. Padahal, sinar matahari membentu proses pengaktifan vitamin D yang ada di bawah kulit. Itu sebabnya orang yang jarang mandi matahari memiliki kadar vitamin D lebih rendah.

Kekurangan vitamin D bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit, mulai dari keropos tulang, penyakit jantung, bahkan juga beberapa jenis kanker.

Sebenarnya cukup banyak makanan yanag kaya akan vitamin D, seperti ikan tuna, salmon, makarel, serta susu. Orang dewasa memerlukan vitamin D sebanyak 2000 IU setiap hari. Asalkan cukup mendapat sinar matahari dan rutin mengonsumsi sumber vitamin D, sebenarnya suplemen vitamin D tidak diperlukan.

Sayangnya banyak orang yang tidak menyukai ikan dan hanya sedikit orang dewasa yang masih menjadikan susu sebagai bagian dari menu makanannya. Karena itu mereka disarankan untuk lebih mengakrabkan diri dengan matahari. Tidak perlu banyak-banyak, cukup 15 menit di pagi dan sore hari.

Dalam studi yang dimuat dalam Archives of Dermatology, diketahui pasien yang secara genetik beresiko kanker kulit dan menghindari paparan sinar matahari, memiliki kadar vitamin D yang rendah dalam tubuhnya.

Para ahli mengatakan, jika Anda khawatir kulit menjadi rusak akibat sinar ultraviolet, pastikan kebutuhan vitamin D Anda tercukupi. Baik lewat makanan atau suplemen.

Sumber: Kompas

Kenapa Mengepal Tangan Bikin Semangat?

LONDON, KOMPAS.com Ketika menghadapi momen tidak menyenangkan seperti mendengar kabar buruk atau harus meminum obat, seseorang biasanya mencoba mengatasinya dengan beragam cara.

Sebagian besar dari mereka secara refleks menegangkan bagian-bagian otot tertentu seperti mengepalkan tangan ataupun otot lainnya. Kenapa hal itu terjadi? Apakah menegangkan otot dapat membantu?

Menurut suatu penelitian, mengepalkan tangan selama beberapa saat memang membantu seseorang melewati masa sulit, yakni meningkatkan kontrol diri dan memunculkan tekad.

Hal itu didasarkan pada hasil penelitian Iris Hung dari National University of Singapore dan Aparna Labroo dari University of Chicago. Riset mereka dipublikasikan dalam Journal of Consumer Research.

Dalam penelitiannya, kelompok relawan diuji melalui serangkaian dilema pengendalian diri yang melibatkan penerimaan rasa sakit sesaat untuk dampak jangka panjang. Aktivitas itu termasuk meletakkan tangan dalam air dingin, meminum cuka encer, dan menolak makanan tidak sehat.

Penelitian menunjukkan, para relawan yang memperketat otot pada saat menghadapi pergulatan di dalam lebih mampu menahan rasa sakit atau kegelisahan dan menolak makanan yang menggiurkan.

"Para relawan yang diinstruksikan mengencangkan otot-ototnya, tanpa memperhatikan otot mana yang dikencangkan—tangan, jari, betis atau bisep—menunjukkan kemampuan lebih besar menahan rasa sakit, mengonsumsi obat-obatan yang tak menyenangkan, atau menghadapi makanan menggoda saat berusaha mengerahkan pengendalian diri," tulis peneliti dalam laporannya.

Namun, ketika relawan terlalu lama menegangkan ototnya, mereka merasa lelah saat mereka harus membuat pilihan.

Pengaruhnya juga tergantung pada pilihan yang sejalan dengan tujuan mereka. Jadi, para relawan mampu meminum cuka lebih banyak jika mereka sudah mengatakan mereka menginginkan hidup lebih sehat.

"Pikiran dan jiwa itu terikat sangat erat. Hanya dengan mengepalkan otot-otot, hal itu bisa menghidupkan tekad. Jadi, dengan hanya melibatkan diri dalam tindakan tubuh, tindakan tersebut berfungsi sebagai sumber bawah sadar untuk memicu semangat," demikian kesimpulan para peneliti.

Sumber: Kompas

10 Cara "Memperkuat" Otak

JAKARTA,  KOMPAS.com - Menjadi orang pintar ternyata bukan hal yang terjadi karena spontan. Selain faktor genetik ada beberapa cara yang digunakan agar kecerdasan Anda meningkat. Bila penasaran, Anda dapat mengikuti 10 langkah alternatif yang disarankan berikut ini :

1. Olahraga
Dipercaya dapat meningkatkan kapasitas otak selama beberapa tahun, namun para ilmuwan menemukan bukti baru yang menunjukkan hubungan latihan dengan kesehatan fisik dan mental.

Sebuah studi dari Universitas Cambridge menyatakan joging beberapa kali dalam seminggu dapat merangsang otak. Dengan berjalan selama beberap hari, ratusan ribu sel-sel otak baru akan tumbuh  yang akan berefek pada pembentukan dan ingatan akan kenangan.

Sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk mengingat kenangan tanpa kebingungan pada tugas-tugas kognitif dan bisa memerlambat kerusakan mental di usia tua.

Baru-baru ini, para ilmuwan juga menemukan bahwa olahraga juga mampu melepaskan protein yang bernama "noggin". Protein itu akan bertindak sebagai agen-kontra terhadap protein lain, seperti protein tulang morfogenetik. Sehingga merangsang peningkatan pembagian sel batang otak, otak tetap gesit dan aktif seiring bertambahnya usia.

Penelitian juga menunjukkan menguatnya produksi "noggin" dapat mencegah penyakit otak yang berkaitan dengan usia seperti Alzheimer.

2. Tidur Siang

Ilmuwan menduga bahwa tidur siang memiliki dampak signifikan pada kapasitas memori otak. Penelitian terakhir menemukan bahwa tidur selama satu jam di sore hari meningkatkan daya kerja otak dan secara dramatis meningkatkan kemampuannya untuk mempelajari fakta-fakta baru dan tugas.

Tidur setelah makan siang juga berfungsi sebagai bantuan regeneratif, yang memungkinkan otak untuk menjaga agar memori tetap tersimpan sementara informasi baru masuk.

Para peneliti menemukan, mereka yang tetap terjaga sepanjang hari cenderung lebih sulit  mempelajari tugas baru, sehingga para ahli berasumsi bahwa dampak jangka panjang dari tidur siang adalah mencegah penyakit mental degeneratif.

3. Makanan Kaya Magnesium
Makanan kaya magnesium seperti bayam dan brokoli dipercaya bisa meningkatkan memori dan kekuatan otak makanan. Penelitian terbaru, yang diterbitkan dalam Journal Neuron menemukan, peningkatan magnesium di otak dapat membantu proses belajar baik orang usia muda dan tua.

4. Berjemur
Para ilmuwan telah menemukan bahwa berjemur bisa meningkatkan kecerdasan Anda dan mencegah demensia. Asupan vitamin D bisa didapat dari berjemur, tapi vitamin D juga dapat ditemukan dalam minyak minyak ikan. Yang dapat meningkatkan kemampuan menjaga otak tetap aktif dalam kondisi puncak seperti usia Anda.

Selain itu, dalam Journal of Neurology menemukan bahwa hubungan antara peningkatan asupan vitamin D berdampak pada pengolahan informasi yang lebih cepat terutama pada pria berusia lebih dari 60 tahun.

5. Memotong rumput
Para peneliti menyatakan, bahan kimia yang ditemukan saat menyabit rumput tidak hanya dapat mengurangi stres dan membuat orang lebih bahagia, tapi juga bisa mencegah penurunan mental pada usia tua.

Ilmuwan Australia mengklaim bahwa aroma rumput yang baru dipotong langsung bekerja pada otak, terutama pada wilayah emosi dan memori. Bahkan saat ini sudah dikeluarkan parfum yang beraroma rumput yang dipotong yang dapat digunakan untuk menciptkan rasa rileks dan merangsang otak individu sekitarnya.

6. Seks dan Cokelat
Buku karangan Simon Wootton dan Terry Horne telah mengklaim bahwa mengonsumsi dark chocolate meningkatkan seks, dan mengikuti tradisi Skandinavia, yang memilih memiliki daging dingin untuk sarapan dapat meningkatkan kekuatan otak.

Buku ini, menganalisis bagaimana diet, lingkungan dan stres mempengaruhi kapasitas mental. Mereka menegaskan,  kapasitas otak selalu dipertimbangkan dari segi genetis, padahal itu sebenarnya ditentukkan gaya hidup.

Selain itu, bahan dari cokelat hitam berpengaruh dalam proses melakukan hubungan seks, sementara energi yang didapat dari  daging dingin dapat menstimulasi otak dan mencegah kerusakan mental karena usia.

7. Mempelajari musik sedari muda
Sebuah studi menunjukkan bahwa anak-anak muda yang mengambil pelajaran musik menunjukkan perkembangan otak yang lebih maju dan memori meningkat dibandingkan dengan mereka yang tidak mengambil musik.

Anak-anak yang dilatih musik ditemukkan  lebih baik dalam tes memori yang berhubungan dengan keterampilan kecerdasan umum seperti membaca, memori verbal, matematika, dan IQ. Para ilmuwan yang melakukan penelitian ini mengindikasikan musik yang berpotensi dapat meningkatkan kecerdasan pada anak-anak dari usia empat tahun.

8. Berbicara dengan bayi Anda
Para ahli menyatakan bahwa ibu yang berbicara dengan bayi dapat membantu otak anak mereka berkembang lebih baik. Peneliti dari Northwestern University di Illinois menemukan bahwa kata-kata memainkan peran penting dalam perkembangan otak anak-anak bahkan sebelum mereka mulai berbicara.

Studi tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan dapat mengkategorikan kata-kata sesuai dengan representasi gambar mereka pada usia dini dapat memebnatu perkembangan otak anak.

9. Bermain tetris
Sebuah studi yang dilakukan ilmuwan Amerika menemukan bahwa teka-teki klasik (permainan tetris) mungkin juga memiliki dampak positif pada kekuatan otak Anda.

Hasil riset menunjukkan walaupun permainan ini relatif sederhana dibandingkan dengan permainan komputer yang canggih saat ini, latihan yang teratur dapat meningkatkan daya pikir. Setelah bermain selama setengah jam setiap hari selama periode tiga bulan, otak mengalami 'perubahan struktural' di daerah yang terkait dengan gerakan, berpikir kritis, penalaran, bahasa dan pengolahan.

10. "Thinking Cap"
Saat ini, para ilmuwan telah mengembangkan sebuah produk bernama "Thinking Cap" yang diharapkan perangkat ini mampu meningkatkan kemampuan otak untuk belajar.

Para peneliti dari University of British Colombia, Vancouver, memulai proyek ini setelah menemukan bahwa kemampuan otak untuk mempelajari tugas baru  meningkat secara signifikan ketika sebuah getaran magnetik diarahkan ke korteks premotor, daerah otak yang persis di belakang dahi. Teknik ini dapat digunakan tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan intelektual, tetapi juga untuk membantu mereka yang kesulitan belajar.

Sumber: Kompas